Jejak ekpansi Laksamana Cheng Ho di Nusantara tertinggal di banyak tempat. Salah satunya di Batam, Kepulauan Riau. Batam menjadi satu dari 9 titik Jalur Samudera yang dilewati Panglima asal Negeri Tiongkok itu.
Delapan titik lainnya yakni Banda Aceh, Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Denpasar, Bali.
Di setiap titik itu, jejak Laksamana Cheng Ho yang juga dikenal dengan nama Sam Po Kong, ditandai dengan berdirinya sebuah masjid. Laksamana Cheng Ho yang berasal dari bangsa Hui, salah satu suku minoritas di Tionghoa, memang merupakan seorang Muslim.
Di Batam, Masjid Muhammad Cheng Ho dibangun di areal seluas 80 x 80 meter, dengan luas masjid 20 x 20 meter dan berkapasitas 180 jemaah.
Masjid Muhammad Cheng Ho ini menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawan asing. Imam masjid Khaidir mengatakan, masjid biasanya dipenuhi wisatawan saat libur akhir pekan dan hari-hari libur lainya.
“Banyak wisatawan berkunjung ke sini terutama dari negara ASEAN. Dari Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, dan Brunai,” ujar Khaidir kepada Liputan6.com di Batam, Minggu (17 Januari 2016).
Masjid Muhammad Ceng Ho Batam diresmikan pada 22 Februari 2015 lalu oleh Menko Kemaritiman saat itu, Dwisuryo Indroyono Soesilo, dan Menteri Pariwisata Arif Yahya.
Jika diperhatikan, bentuk Masjid Muhammad Cheng Ho Batam mirip dengan masjid Cheng Ho di Surabaya. Hanya saja yang di Batam ini ukurannya lebih kecil.
Masjid ini menjadi salah satu bangunan yang bisa dilihat di Jalur Samudera Cheng Ho di kawasan Golden City, Bengkong Laut, Batam. Selain itu ada juga Kapal Golden Cheng Ho II.
Didominasi warna merah dan keemasan, kapal sepanjang 30 meter dan lebar 8 meter dengan ornamen-ornamen khas Tiongkok itu terlihat mencolok di salah satu sudut Golden City. Relief besar berbentuk naga berwarna emas di bagian depan memberi kesan mewah pada kapal yang dibuat pada 1991 di Tiongkok ini.
Sumber : Liputan6