BATAM, BATAMRAYA.COM – Bantuan bagi warga terdampak covid-19 dari Pemerintah Kota (Pemko) Batam ternyata tak hanya bagi warga yang mengantongi KTP Batam saja.
Warga yang selama ini tinggal di rumah kos atau kontrakan pun mengaku menerima bantuan sembako meskipun mereka masih menggunakan KTP dari kampung halaman asal mereka. Setidaknya hal itulah yang dirasakan warga di Blok IV, Kelurahan Batu Selicin, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam.
Bantuan yang diterima dari Pemko dalam penanganan Covid-19 berupa beras 5 kg, minyak 2 liter, dan gula 1 kilogram juga diterima warga yang hidupnya nge-kos.
Kendati demikian, karena keterbatasan sembako, saat pembagiannya tidak semua mendapatkan paket yang sama, ada pula 2 paket dibagi untuk tiga kamar kos.
Rina, misalnya. Wanita yang telah berstatus janda ini merupakan warga kos yang masih mengantongi KTP dari daerah asal.
Namun, ia tetap mendapatkan 10 kg beras, minyak 4 liter, dan gula 2 kg yang dia bagi untuk 3 warga kamar kos lainnya. “Dapat, 10 kg beras, minyak 4 liter dan gula 2 kg untuk tiga kamar kos lainnya, di bagi-bagilah,” kata Rina pada TRIBUNBATAM.id, Jumat (1/5/2020).
Hal tersebut dibenarkan oleh Sugiati, merupakan warga kos dengan KTP kota Surabaya yang tinggal di kos blok IV no 21. “Benar, memang tak semua sama, yang penting kita bagi rata biar semuanya dapat,” kata Sugiarti.
Hal serupa juga dikatakan sejumlah warga sekitar yang enggan disebutkan namanya. Ia mendapatkan 2 kali sembako ada yang dari Pemko dan dari pengusaha.
Disebutkan, paket sembako dari pengusaha tidak semua mendapatkannya, hanya orang- orang yang tua dan janda.
Dia sendiri mengaku mendapatkan bantuan dari Pemko Batam berupa 5 kg beras, 2 litr minyak dan 1 kg gula.
Sedangkan dari pengusaha mendapatkan 5 kg beras, 2 liter minyak, 1 kg gula, 5 bungkus mie instant dan 1 kaleng sarden.
Berdasarkan data yang ada, warga RT 04 RW 03 tersebut, dari 206 KK yang diajukan hanya mendapatkan 170 paket.
Dari situlah akhirnya paket dibagi-bagi agar warga mendapatkan semua, baik warga yang ngekos maupun warga biasa.
Bahkan RT-nya yang seorang pengemudi ojek online mengaku justru tak mendapatkannya, karena lebih mementingkan warganya.