JAKARTA (Batamraya.com) – Silaturahmi dan dialog Kapolri bersama organisasi pemerhati isu perempuan dan gender bertempat di kediaman Dinas Kapolri, Jl. Patimura No. 37 Jakarta Selatan, telah berlangsung pada hari Senin (23/10/2017).
Dalam pertemuan tersebut, Kapolri mengklarifikasi terkait pernyataan Kapolri yang dikutip oleh BBC dengan judul Tito Karnavian : Korban Perkosaan Bisa ditanya oleh Penyidik “Apakah Nyaman selama Perkosaan ?” adalah tidak sesuai dengan yang disampaikan Kapolri saat wawancara yang menggunakan bahasa Inggris, sehingga mengakibatkan adanya protes dari beberapa LSM yang intinya keberatan dengan komentar Kapolri tersebut.
Dengan mengundang 67 orang aktivis pemerhati isu perempuan dan gender, diantaranya Ibu Pertiwi Rusmanhadi (Derap Warapsari), Ibu Wulandari Danoekoesoemo (Lentera Sintas Indonesia), dan Ibu Netty Prasetyani Achmad Heryawan (istri Gubernur Jabar, anggota Maju Perempuan Indonesia / MPI), pada dialog Kapolri kali ini juga dihadiri 18 organisasi diantaranya Derap Warapsari, Kongres Wanita Indonesia ( KOWANI ), Lentera Sintas Indonesia, Maju Perempuan Indonesia (MPI ), Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia Untuk Keadilan ( LBH APIK ), Kaukus Perempuan Politik Indonesia ( KPPI ), Komnas Perempuan, Kalyanamitra, Women Research Institute (WRI), Korps HMI Wati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islama (KOHATI PB HMI), Koprs Putri Pengurus Besar PMII ( KOPRI PB PMII), Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia ( KPPRI ), Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ), Yayasan Pulih / Dosen Psikologi UI, Magdalene.co, Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia Fak Hukum UI dan Arus Pelangi dan Kelompok Peduli Penghapusan Tindak Kekerasan Perempuan ( Keppak Perempuan).
Pada kesempatan tersebut Kapolri menjelaskan bahwa ketika reporter BBC, Rebecca Hensckhe yang menanyakan beberapa topik antara lain perkembangan terorisme di Indonesia dan penangkapan Spa Gay di Jakarta Pusat, yang kemudian berkembang ke pertanyaan tentang pemerkosaan.
Kapolri menyampaikan pada beberapa kasus, penyidik dapat menanyakan kepada korban “apakah korban merasa comfortable” pada saat peristiwa tersebut terjadi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikis korban pada saat kejadian guna memperkuat pembuktian karena ada kasus pemerkosaan yang terjadi dimana antara korban dan pelaku sudah saling kenal dan pernah melakukan hubungan badan sebelumnya.
BBC menterjemahkan pernyataan Kapolri dengan tidak tepat sehingga terkesan Kapolri tidak memiliki empati kepada korban perkosaan.
Kedepan Kapolri akan menindaklanjutinya dengan membuat TR agar terdapat persamaan penanganan mulai dari Tingkat Mabes hingga Polsek Serta akan dibuat MOU.
Setelah mendengar penjelasan Kapolri, seluruh hadirinpun memahami bahkan mendukung konsep Kapolri untuk meningkatkan kemampuan penyidik kasus kekerasan terhadap perempuan melalui pelatihan dilaksanakan bekerja sama dengan LSM Pemerhati Perempuan dan Gender.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan press conference Kapolri dengan didampingi perwakilan aktivis pemerhati isu perempuan dan gender.