JAKARTA (Batamraya.com) – Banyak pandangan miring tentang Kapolri saat ini setelah video yang beredar dan menjadi viral di media sosial. Rata-rata masyarakat berkomentar negatif seperti Kapolri yang menjabat saat ini adalah ANTI ISLAM, PHOBIA dengan Islam, PEMECAH BELAH Umat Islam, dan lain sebagainya.
“Saya sendiri juga sempat terbawa emosi saat melihat video itu.” Kata Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Moh. Naufal Dunggio.
Ia mengaku bahwa dirinya sendiri ikut terbawa suasana emosi seperti itu bahkan ikut mengecam Kapolri, namun dengan hati dan pikiran yang jernih, dalam hatinya bertanya apakah benar Kapolri seperti yang dituduhkan orang saat ini.
“Tapi setelah merenung dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih timbul pertanyaan apa betul Bang Tito yang menjadi Kapolri saat ini seperti itu.”
Begitu Naufal menyebut nama Kapolri dengan sebutan Bang Tito. Ia masih mengingat kala perkenalannya dengan Kapolri sejak menjadi Mayor (Kompol/skr) waktu menjabat sebagai Kasat UM di Polda Metro Jaya jaman Pak Mulyono sebagai Kapolda saat itu.
“Saya ingat betul, waktu pertama mengenal beliau sejak menjadi Mayor (Kompol/skr) waktu menjabat sebagai Kasat UM di Polda Metro Jaya, serasa gak percaya kalau beliau Bang Tito ANTI dan PHOBIA kepada Islam yang notabene beliau sendiri beragama Islam dan taat serta dari keluarga pejuang NKRI yang taat pula.” Ujarnya.
Lanjut ceritanya, Saat menjabat KASAT UM, Bang Tito menangkap Laskar FRONT HIZBULLAH yang merusak tempat judi dan prostitusi di daerah Slipi Jakarta Barat. Anak buah yang melakukan pimpinan juga diangkut ke POLDA.
“Di POLDA kami dimasukin diruangan beliau dan diajak dialog. Sempat terjadi adu argumentasi yang sengit karena kami merasa melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dan polisi menghambatnya. Ane teringat persis kata2 beliau bhw di al-Quran tidak ada satu ayatpun yang menganjurkan bahkan memerintahkan menegakkan hukum dengan melanggar hukum. Kalau ada beritahu saya, kata beliau.
Dalam dialog tersebut, Naufal sebagai Laskar FRONT Hizbullah mengagumi pemahaman beliau tentang ilmu Islam yang kaya akan bacaan tentang buku-buku ke Islaman yang dalam.
“Disitu pertama kali ane mengenal yang bernama Tito Karnavian yang sekarang menjadi Kapolri. Dengan ini jadi pertanyaan besar kalau beliau anti Islam.” Tukas Naufal.
Di kesempatan lain di tahun 2004 akhir Desember saat musim haji, Naufal menceritakan lagi pertemuannya bersama Tito Karnavian.
“Dari sekian jutaan manusia yang pergi haji, kami sempat ketemu saat melakukan SA’I. Bang Tito yang Pertama menyapa dan langsung berdiri di hadapan ane dan kami langsung berpelukan. Gak mungkin orang yang anti Islam mau melaksanakan ibadah haji ke tanah suci Makkah dan bisa ketemu dengan sahabat-sahabatnya di sekian juta manusia. Kalau bukan rahmat Allah gak mungkin bisa ketemu. Rahmat Allah tidak akan turun kepada orang yang anti Islam.” Jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, Disaat Bang Tito menjabat Kapolda Metro Jaya, ada pakar kepolisian mengatakan bahwa kalau Tito Karnavian jadi Kapolda maka habis FPI dibabatnya karena Bang Tito mantan Komandan DENSUS. Namun yang terjadi malah sebaliknya, Tito Karnavian sebagai Kapolda bersilaturrahim ke Markas Habib Rizik Shihab di Petamburan dan berpidato disana bahwa FPI bukan organisasi anti pancasila. FPI adalah organisasi pecinta NKRI.
Naufal menilai dalam pidato itu para PEMBENCI FPI dan INGIN MEMBUBARKAN FPI pada gigit jari karena tidak sesuai dengan mereka harapkan. “Kalau benar Bang Tito anti Islam maka dari kemarin2-kemarin FPI sudah dibredel sama beliau.” Ujarnya.
Kini disaat Tito Karnavian sudah jadi KAPOLRI, Naufal yang menjabat sebagai Sekertaris Komite Dakwah Khusus MUI Pusat ini menceritakan bisa ketemu dan berbincang dengan Tito sambil makan nasi kabuli di MUI Pusat saat beliau silaturrahim dengan MUI.
“Ane sempat mengatakan kepada beliau; Bang, antum di hadapan umat terkesan anti Islam. Beliau menjawab, bro mana mungkin saya anti Islam dan membenci umat Islam. Kalau ente membuka baju saya dan membelah dada saya maka akan sama isinya dengan ente orang. Saya gak mau ngomong banyak tentang Islam sebab nanti DIPLINTIR ORANG. Sehingga terkesan saya anti Islam.” Ungkap Naufal mengenang moment itu sambil tersenyum.
Ia mengatakan dari beberapa kejadian pertemuan dan dialog dengan Bang Tito terakhir di TANWIR MUHAMMADIYAH di kota Ambon tidak ada terkesan beliau anti dan phobia kepada Islam.
“Kita kaum muslimin harus hati-hati karena ada Grand Desain di republik ini yang ingin memisahkan Umat Islam yang menjadi kekuatan utama pertahanan rakyat dengan TNI/POLRI. Dalam hal ini mrk mulai sukses menggarap Umat Islam Dibentur dengan POLRI. Coba diperhatikan hampir setiap bulan ada aja pernyataan KAPOLRI yang selalu dibenturkan dengan Umat Islam sehingga membuat Umat Islam menjadi marah, benci dan muak kepada POLRI yang sering disebut dengan Wereng Coklat.” Tutur Naufal
“Hal ini jangan kita biarkan untuk keutuhan NKRI. Kita harus berhusnudzon kepada Kapolri bahwa tidak mungkin beliau mau menghianati saudaranya seaqidah dengannya karena resikonya sangat besar. Itu bisa terasa di dunia dan akhirat.” Lanjutnya.
Terakhir Naufal Mantan SEKJEN Laskar Front Hizbullah menghimbau, “Mari kita jaga NKRI ini bersama TNI/POLRI agar tetap utuh dan solid. Hilangkan Syak Wasangka yang Buruk dalam diri kita agar bisa menatap hari esok yang penuh dengan rahmat, magfirah dan naungan dr Allah SWT. Jangan mau kita Diadu Domba oleh manusia-manusia DAJJAL. Sukses dan jaya negeri kita ada ditangan kita kaum muslimin dan back up totalitas oleh TNI/POLRI.
BRAVO NKRI
BRAVO POLRI/TNI
BRAVO UMAT ISLAM
Wallahu A’lam ….”