Batamray.com – Sebuah pernyataan menarik sekaligus menantang sikap kritis proaktif kita dari Kapolri terkait dengan memangkal/meng-stop faham radikal untuk kemudian mendegradasi faham teroris. Seperti di muat dalam harian Tempo pada tanggal 9 September 2017 lalu Kapolri Jenderal Polisi Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D mengatakan “jangan bermimpi terorisme dan radikalisme Islam di Indonesia akan berakhir”.
Pernyataan ini tentunya bukan tidak beralasan, karena menurut Kapolri Pasalnya radikalisme di Indonesia saat ini adalah dampak dari konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Ia menjelaskan, sepanjang konflik seperti Suriah, Irak, dan negara lainnya berlangsung, maka gerakan jihadis akan terus ada. Hal ini terbangun lantaran dalam Islam dikenal konsep ‘ummah’ atau persaudaraan. “All muslim are brother, solidaritas ini yang akan memicu orang datang (jihad) ke sana,” katanya.
Dari penyataan tersebut cukup membuat kita mafhum bahwa sejatinya faham radikal dan teroris akan selalu ada selama ada konflik baik itu konflik agama, suku, ras, ekonomi bahkan ideologi. Maka tidak heran manakala konflik tersebut terus ada maka imbasnya faham radidal dan terorisme juga akan mengiringi.
Terkait dengan faham radikal dan terorisme baerbasis ideologi, memang kalau kita berkaca pada pengalaman semenjak tahun 2000 di negara kita kerapkali terjadi aksi teror sebagi buah dari faham radikal dlam bentuk pengeboman, bom bunuh diri, propaganda ideologi dan lain sebagainya. Dan sejalan dengan itu Pemerintah, Polri dan seluruh stakeholder yang ada terus melakukan inovasi demi menemukan langkah-langkah penanganan faham radikal dan terorisme bukan hanya berhenti pada penanganan pasca kejadian.
Kenali radikalisme dan terorisme dan Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa pengertian radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis sedangkan pengertian terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror.
Seseorang atau kelompok yang berpendapat ada ketidak sesuaikan praktik-praktik bernegara maupun pranata sosial yang ada dengan pandangannya kemudian berusaha melakukan perubahan yang drastis dan cenderung disertai dengan tindakan kekerasan/pemaksaan. Berangkat dari hal tersebut kemudian Seseorang atau kelompok tersebut melakukan tindakan- tindakan kekerasan yang menimbulakn rasa takut dalam rangka untuk malukan perubahan dimaksud.
Dari bebagai literatur dapat di ketahui bahwa hulu dari tindakan teror adalah adannya faham radikal yang dimiliki oleh seseorang. Adanya ketidaksesuain pandangan dengan realita yang terjadi disekitarnya kemudian membuat seseorang/ kelompok melakukan aksi teror.
Lalu apakah Islam (baca : orang islam) sebagai suatu agama masuk dalam kelompok faham radikal dan terorisme atau setidaknya apakah agama islam merestui faham radikal yang beujung pada tindakan teror?. Jawabanya dengan tegas tidak, agama islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, penghancuran ataupun pembunuhan tanpa hak. Islam sejatinya adalah agama yang memberikan keselamatan kepada semua makhlu Allah SWT. Pemahaman yang dangkal dan sepotong-sepotong terhadap Islam hanya akan mengakibatkan seseorang dengan mudah mengambil jalan pintas menjadi pelaku teror.
Penyebab radikalisme dan terorisme
Ada beberapa penyebab munculnya fahan radikal dan terorisme diantaranya yaitu :
Tingkat kemiskinan; Seseorang yang menginginkan kesejahteraan dengan cara mudah, akan sangat rentan mengikuti orang lain demi mendapatkan kesejahteraan.
Keadilan; Orang yang mengalami ketidakadilan akan mudah dirasuki dengan faham radikal dan terorisme dengan menjanjikan keadilan dengan cara mereka.
Rendahnya tingkat pendidikan; Tidak cukup punya ilmu pengetahuan pada semua level pendidikan merupakan salah satu ladang subur masuknya faham radikal dan terorisme.
Pemahaman yang sempit terhadap agama; Ingin selamat dan masuk syurga dengan cara instan, memaknai ayat kita suci secara sepotong-sepotong, konsep mati syahid yang salah kaprah dan ingin mendirikan ideologi negara agama merupakan pintu masuknya faham radikal dan terorisme.
Mencegah radikalisme dan terorisme
Guna memangkal faham radikal dan mendegradasi terorisme beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu :
Memperkenalkan ilmu pengetahuan agama.
Memberikan pemahaman keilmuan yang benar.
Memberikan pemahaman yang benar terkait dengan nilai- nilai Pancasila.
Meminimalisir kesenjangan sosial.
Menjaga persatuan dan kesatuan.
Mendukung aksi perdamaian.
Meningkatkan toleransi beragama.
Menyaring informasi mana yang baik dan mana yang justru menjerumuskan.
Membangun komunikasi yang kuat antar keluarga dan masyarakat.
Disamping hal tersebut karena hulu tindakan teror adalah faham radikal, maka menurut Kapolri Jenderal Polisi Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D sebagaimana dimuat dalam Liputan 6 bahwa penangkapan para terduga teroris belum tentu bisa menyelesaikan masalah terorisme di Indonesia. Sebab, perkembangan terorisme di Indonesia tak lepas dari penyebaran paham dan ideologi radikal.
Oleh karenanya, ia berpendapat pencegahan dan pemberantasan terorisme juga harus dibarengi dengan perlawanan terhadap penyebaran ideologi radikalisme.
“Nah ini kemudian juga membuat tandingan ideologi yang bisa dikalahkan. Ideologi ini (radikalisme) yang harus dikalahkan dengan ideologi juga,” katanya.
Kapolri menyebut ada tiga ideologi yang bisa menangkal penyebaran paham radikalisme ini. Yang pertama ideologi Pancasila, Ideologi demokrasi, dan Ideologi Islam Nusantara.
“Ini harus segera di intensifkan kembali, yang kedua adalah ideologi demokrasi. Demokrasi itu bisa betul-betul menjamin kesejahteraan rakyat. Yang ketiga ideologi Islam yang disebut dengan Islam Nusantara. Ini yg harus kita dukung. Supaya ideologi ini bisa intens mengalahkan ideologi radikal,” terangnya.
“Kita menangkap ribuan orang kasus terorisme tidak akan selesai. Kalau tidak memperbaiki ideologinya,” Kapolri menandaskan.
Akhirnya, mari kita bekerja sama dan saling bahu membahu dalam memangkal faham radikal dan mendegradasi terorisme agar negara kita tetap aman dan damai, semua harus duduk sam tinggi tidak ada yang boleh lebih dari yang lain. Semoga.