Kepala Lembaga Biologi Molekuler Sebut Pasien Sembuh Kembali Terinfeksi Covid-19

oleh

pasien sembuh

JAKARTA, BATAMRAYA.COM – Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio mengatakan, pasien sembuh Corona bisa saja kembali terinfeksi kembali virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 jika kekebalan tubuh tidak cukup melawan penyakit itu.

Namun, menurutnya, masih menjadi kemungkinan apabila pasien sembuh tersebut tidak membangkitkan kekebalan yang cukup.

“Pada umumnya orang-orang yang sembuh dari Covid-19 akan punya antibodi untuk melawan penyakit itu. Namun, ada beberapa orang yang antibodinya tidak cukup tinggi untuk memproteksi tubuhnya sehingga bisa terjadi reinfeksi,” katanya kepada Antara, Rabu (29/4/2020).

Reinfeksi bisa saja terjadi karena terkena paparan virus yang banyak. Dan pada saat itu antibodinya tidak sanggup melawan virus tersebut.

Pasien sembuh Covid-19 harus tetap menjaga daya tahan tubuh kuat dan melakukan pencegahan penularan termasuk menjaga jarak sosial. “Sama-sama kena kuman yang sama tapi respon antibodinya beda-beda,” jelasnya.

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi respon antibodi orang berbeda-beda yakni faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor gaya hidup. Faktor-faktor itu bisa mempengaruhi respon imun seseorang terhadap penyakit.

Kejadian munculnya pasien sembuh Covid-19 yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 kembali terjadi di Jepang. Amin menuturkan sebagian besar pasien sembuh saat ini karena kekebalan tubuh. Mereka sembuh bukan karena antivirus.

Covid-19 bukan menjadi penyebab tunggal pasien meninggal, tapi karena adanya penyakit penyerta lain dan kekebalan tubuh yang menurun.

“Yang sakit berat pun kalau ada kelainan organ yang lain itu diperbaiki dulu kalau itu sudah bagus otomatis kekebalannya akan kembali sendiri. Tapi kalau penyakit komplikasinya itu yang organ-organ lainnya itu belum bisa diatasi, kita tidak bisa mengandalkan kekebalan untuk mengatasi virus karena kekebalannya akan rendah,” terangnya.

Jika terinfeksi Covid-19, seseorang dengan penyakit penyerta lain seperti diabetes, gagal ginjal dan darah tinggi akan dengan mudah jatuh pada kondisi yang memburuk.

“Orang-orang yang sudah punya penyakit sebelumnya itu akan lebih rentan lebih mudah untuk jatuh pada keadaan berat,” pungkasnya.

Sumber : batamnews.com

No More Posts Available.

No more pages to load.