Batamraya.com, Batam – Tahapan pemilu yang telah dilaksanakan sejak 17 April kemarin, masih berlangsung hingga kini khususnya di Kota Batam. Mulai dari penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), kini proses berlanjut untuk perekaman di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Berlangsungnya berbagai ahapan tersebut sempat diwarnai dengan berbagai isu-isu hoax di media sosial. Bahkan menjadi viral yang nyatanya tidak benar. Isu-isu hoax tersebut meliputi :
Temuan Sampul dan Contoh C1 di Sekupang
Isu hoax ini terjadi di Sekupang, tepatnya di Kelurahan Patam Lestari, yang mana ditemukan satu contoh kertas suara yang dipergunakan untuk sosialisasi dan sampul C1.
Berdasarkan hasil investigasi Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Batam, Komisioner Bawaslu Kota Batam Divisi Hukum, Mangihut Rajagukguk menerangkan bahwa sampul C1 ini sudah robek dan tidak hisa dipergunakan lagi, makanya dibuang ke tempat sampah.
Sejauh ini, pihaknya juga mengaku sama sekali belum menemukan adanya formulir C1 berada di luar tempat yang seharusnya. Adapun terkait spesimen atau contoh kertas suara, tidak bisa menjadi pelanggaran, karena digunakan untuk sosialisasi, dan tidak jadi masalah.
Kemudian terkait dibuatnya video tersebut, Mangihut masih bertanya-tanya maksud dan tujuan dari pembuatan video tersebut. Apakah hoax dibuat untuk menciptakan Batam seolah-olah tidak kondusif, atau untuk apa. Sementara sejauh ini masih kondusif untuk setiap tahapan yang dilakukan.
“Kalau ada yang membuat video hoax seperti itu, akan ada UU ITE yang menjeratnya. Semua itu kita serahkan ke pihak kepolisian karena sudah masuk pidana umum. Kami sejauh ini tidak menemukan dokumen negara yang berceceran di luar. Kami menyatakan ini adalah hoax,” tegasnya.
Contoh Surat Suara di Mobil Dinas Kecamatan Bengkong
Sementara yang terjadi di Bengkong, didapati relawan yang mengawasi surat suara sempat dihebohkan adanya dugaan kertas suara hendak dilarikan menggunakan mobil dinas kecamatan.
Mobil dan petugas yang ada di mobil dinas tersebut langsung dihadang warga yang berada di Kantor Camat dan meminta kardus yang berisi surat suara dibuka satu per satu.
Hal tersebut disebabkan atas dasar kecurigaan bahwa adanya upaya menggembosi suara salah satu pasangan capres cawapres. Warga makin curiga karena di atas mobil pick up tersebut berisi kertas suara capres-cawapres.
Namun Mangihut menegaskan, setelah pihaknya melakukan investigasi kertas itu adalah contoh yang digunakan untuk simulasi, bukanlah dokumen negara. Ia khawatir, kalau informasi ini terus mencuat akan membuat situasi dan kondisi Batam terlihat tidak kondusif.
“Kami berharap, masyarakat jeli dan tidak mudah terpancing hal yang diprovikasi orang, sampai selesai tahapan pemilu dan penetapan siapa yang menang. Intinya dua kejadian itu tidak benar atau hoax,” pungkasnya.