Cermati Moralitas Pimpinan Yang Akan Dipilih

oleh

Batamraya.com – Gelaran pileg dan pilpres semestinya men­­jadi kesempatan yang bisa di­­manfaatkan sebaik-baiknya oleh warga guna memilah dan me­­m­ilih pemimpin terbaik dari se­­jumlah kandidat yang ada. Un­tuk memilih pemimpin yang se­la­lu berkaca pada dimensi mo­­r­­al da­lam mengelola pe­me­rin­ta­h­an­nya, dalam membuat kepu­tus­an-keputusan, serta da­lam men­jalankan tugas-tu­gas­nya.

De­ngan demikian, b­esar ha­rap­an tingkah laku serta pemikiran-pe­mikirannya akan di­pe­r­tan­g­gun­g­jawabkannya se­pe­nuh hati. Man­datnya akan ter­j­awab seca­ra tepat dan mem­buah­kan man­faat bagi mas­y­a­ra­kat luas. Se­ba­lik­nya, jika yang terp­ilih adalah m­e­reka yang se­ca­ra moral berma­salah, maka sa­­ngat mungkin pe­mimpin itu ter­jatuh dalam urus­an atau ke­pen­tingan pri­badi atau kro­ni­nya saja, maka ri­siko terjadinya tin­dak korupsi, ko­lusi, ne­po­tis­me, serta bentuk-ben­tuk pe­nya­­lahgunaan jabatan lain­nya akan tinggi.

Di era digital, di mana per­so­nal branding sering dikemas tan­­pa memperhitungkan bisa ti­­­­dak­­nya brand promises ter­pe­nuhi, bisa saja seorang kan­di­dat be­rsolek diri sedemikian ru­pa le­wat pencitraannya de­ngan jargon-jargon jauh dari iden­­ti­tas mo­ralnya dan de­ngan janji-janji indah yang ko­song.

De­ngan k­e­ma­juan tek­no­logi in­for­masi dan ko­mu­ni­kasi saat ini, pen­citraan itu sa­ngat mung­kin di­lakukan se­ca­ra ma­sif dan da­lam kemasan me­­­mi­kat. Ka­re­na­nya, jangan sam­­p­ai ma­syarakat ter­kena ma­­ni­pu­la­s­i politik yang di­lan­carkan pa­ra kan­didat yang se­ring tidak mem­­berikan gagasan-gagasan kon­­kret un­tuk perubahan wi­la­yah dan ke­ber­pihakan ke­pa­da masyarakatnya.

Untuk wilayah yang calon ke­­­­pala daerahnya tersangkut ka­­­s­­us moralitas, kuncinya ada pa­­­­da masyarakatnya sendiri. Me­­­­reka tidak boleh cepat per­ca­­­ya pada janji-janji kampanye sa­­ja, tetapi harus mau melihat sam­­­­pai ke dalam-dalamnya, se­­­per­­ti apa rekam jejak dan pe­nga­­­­la­man hidupnya.

Jangan sam­­­­pai tertipu oleh kemasan po­­­litik yang indah-indah. Se­te­lah tahu re­kam jejaknya, ma­sya­­­­rakat ju­ga harus lebih kr­i­tis, se­­lektif, dan cerdas dalam m­e­m­i­­lih. Ka­lau memang mo­ra­li­tas ca­lon pe­mim­pinnya han­cur, ja­ngan di­pi­lih.

Bagus atau ti­dak­nya mo­ra­li­tas pe­mim­pin akan berdam­pak pada se­tiap ke­bi­jak­an yang di­buat, yang ber­arti ju­ga me­me­nga­ruhi se­ma­kin ba­gus atau ti­dak­nya kua­l­itas ke­hi­dup­an bermasyarakat.

No More Posts Available.

No more pages to load.