Batamraya.com – Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI M Syaugi menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat Lion Air JT 160 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang hilang kontak pada Senin, (29/10//2018) sekitar pukul 06.33 WIB. Pesawat hilang kontak sekitar 12 menit kemudian, atau pukul 06.33 WIB.
Menurut Syaugi dalam jumpa pers bersama KNKT di kantor Basarnas, berdasarkan informasi yang didapatkan dari air traffic control (ATC) tepatnya pukul 06.50 WIB, pihaknya menerima informasi bahwa pesawat type B737-Max itu hilang kontak.
Pesawat tersebut sempat meminta untuk kembali ke Cengkareng atau return to base (RTB) sebelum akhirnya hilang dari radar. Namun belum menjalankan pesawat untuk kembali ke Soekarno Hatta, pesawat tersebut sudah hilang kontak dari ATC.
Sebelumnya Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat hilang kontak sekitar 12 menit kemudian yang sebelumnya take off pada pukul 06.21 WIB .
Adapun lokasi hilangnya kontak pesawat berada di 25 mil laut dari Tanjung Priok atau 11 mil laut dari Tanjung Kerawang. Pihaknya mendapatkan informasi jika pesawat saat kehilangan kontak berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut.
Setelah mendapatkan informasi itu, pihaknya langsung meluncurkan armada untuk menemukan titik pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP pada koordinat 05 46.15 S – 107 07.16 E. Sampai di lokasi titik yang ditemukan radar pihaknya menemukan temuan lokasi pesawat jatuh.
“Begitu sampai di lokasi ada puing-puing pesawat, ada pelampung, handphone, dan ada beberapa potongan (badan),”terang Syaugi.
Basarnas telah mengerahkan beberapa helikopter untuk mencari korban jiwa di kedalaman laut 30-35 meter tersebut. Tim penyelam kemudian dikerahkan untuk menyelamatkan penumpang dan kru sebanyak 189 jiwa yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 penumapng anak, 2 penumpang balita dan 5 awak pesawat.