BATAM, BATAMRAYA.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan tidak ada lockdown atau penutupan wilayah kantornya di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, pada pekan ini.
Hanya saja Kemendikbud memberlakukan piket masuk kantor bagi karyawan setelah 15 pegawai diketahui suspect Covid-19.
“Tidak ada lockdown, namun yang dilakukan adalah pendekatan piket dengan kebijakan yang sangat efektif. Untuk memastikan hanya yang sehat dan tidak berisiko yang ditugaskan piket,” ujar Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Evy Mulyani melalui keterangan tertulis, Rabu (8/7/2020).
Ia pun membenarkan ada sejumlah pegawai yang diduga merupakan orang tanpa gejala dan terpapar corona. Namun pihaknya sudah meminta pegawai tersebut mengisolasi diri secara mandiri.
Sejauh ini pegawai tersebut dikatakan masih dalam keadaan sehat dan tidak memiliki gejala seperti terpapar corona.
Evy pun enggan menyebutkan jumlah pegawai Kemendikbud yang dinyatakan positif corona. Ia mengatakan hal tersebut adalah wewenang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
“Seluruh pekerjaan dan pelayanan tetap berjalan penuh,” katanya.
Seluruh unit di lingkungan Kemendikbud, katanya, juga sudah melakukan sterilisasi dan desinfeksi secara berkala. Ini untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pegawai.
Sebelumnya dikabarkan ada 15 pegawai Kemendikbud yang diduga positif corona. Hal tersebut didapati dalam pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) pada 16-18 Juni 2020. Hasilnya mendapati mereka positif.
Namun Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan mereka masih diisolasi mandiri dan bakal mengikuti pemeriksaan kedua untuk memastikan terpapar corona.
Di samping itu, juga beredar sebuah foto kawasan akses masuk kompleks Kemendikbud yang tengah ditutup. Dalam foto tersebut terdapat keterangan yang mengatakan gedung Direktorat Pendidikan Tinggi ditutup selama 14 hari.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Naim menjelaskan, gedung Kemendikbud tidak ditutup, namun hanya dilakukan pembatasan.
“Tidak benar kalau ditutup atau lockdown. Hanya dibatasi saja dan mengikuti protokol kesehatan. Tanda kertas tersebut mungkin inisiatif orang yang tidak mengerti,” pungkasnya.
Sumber: CNN Indonesia