Politik Identitas

oleh

politik

Batamraya.com – Memasuki tahun 2018, suhu politik akan meningkat dari bulan ke bulan, karena tak lama lagi akan dilaksanakan pilkada serentak pada 27 Juni 2018 yang meliputi 171 daerah, terdiri atas 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten.

Sebuah hajatan nasional yang bisa dilihat dan dianalisis dari berbagai dimensi. Salah satunya adalah kemungkinan terjadinya politik identitas untuk menarik simpati dan menjaring massa.

Sesungguhnya tak ada yang salah dengan identitas primordial seperti suku ataupun identitas keagamaan. Keduanya merupakan disain Tuhan. Di muka bumi ini, terdapat beragam suku dan beragam agama tak lepas dari kehendak Tuhan.

Dan, sungguh tidak menarik andaikan manusia penduduk bumi ini seragam warna kulitnya, bahasanya, wajahnya, juga tradisi dan agamanya. Tak ubahnya nanti bagaikan miliaran domba yang seragam dan mendominasi planet bumi.

Karena keragaman itu ciptaan Tuhan, kita tidak dibenarkan mengutuk seseorang semata karena beda etnis dan agama. Masyarakat Nusantara yang sedemikian majemuk ini sangat sadar akan perbedaan sehingga motonya pun berbunyi Bhinneka Tunggal Ika.

Kita saling mengakui, menerima, dan merajut perbedaan identitas suku dan agama, namun sepakat pada satu tujuan yaitu membangun NKRI demi terwujudnya kehidupan masyarakat Indonesia yang merdeka, rukun, damai, cerdas, dan sejahtera yang didirikan di atas prinsip keadilan. Dengan demikian, tidak mungkin kita menghilangkan identitas suku dan keagamaan.

No More Posts Available.

No more pages to load.