Menunggu Ujung Kasus Bullying Teriakan Lonte Terhadap Siswi SMK 1 Anambas

oleh

84

BATAM, BATAMRAYA.COM – Seorang siswi SMK 1 Anambas hingga kini, masih kesusahan mencari sekolah baru usai mendapat bullying dari oknum guru Agama di sekolahnya. Siswi tersebut diketahui berinisial AR.

AR mengaku, pengurusan dokumen pindah sekolahnya lambat diproses SMK 1 Anambas. Sementara, nilai rapornya juga diketahui di bawah rata-rata standar kelulusan usai kasus ini terjadi. Seakan AR dihakimi dan terdiskrimnasi.

Kasus ini juga turut melibatkan orangtua AR hingga sempat berkonflik dengan pihak sekolah atas kasus yang menimpa anaknya.

Dilansir dari lindungianak.com, pihak SMKN 1 Anambas mengakui terlambat memberikan surat pindah karena terkendala dengan libur sekolah dari akhir Desember hingga awal Januari lalu. Saat itu, pihaknya belum tahu AR mau pindah kemana.

Kepsek SMK 1 Anambas Tugiono juga menepis bahwa jika nilai rapor merah kepada AR sengaja diberikan guru di sekolah akibat terpicu pertikaian dengan orangtua AR, setelah anaknya diteriaki ‘lonte’.

“Dalam rapornya, justru nilai yang dicantumkan oleh Sk, guru agama yang diduga membullynya lebih tinggi dan di atas Kriteria Kelulusan Minimal (KKM),’’ tepis Tugiono.

Menurut informasi, setelah diberhentikan dari SMKN 1 Anambas, AR sempat bersekolah sementara di SMKN 2 Tanjungpinang sejak 7 Januari 2020 lalu. Namun selama seminggu bersekolah, pengurusan pindahnya dari SMK 1 Anambas belum selesai.

Surat pindah belum dikeluarkan oleh SMKN 1 Anambas yang mengeluarkan AR. Selain itu, nilai rapornya semua merah atau di bawah standar kelulusan. Sementara pihak SMKN 2 Tanjungpinang hanya memberikan waktu selama seminggu bagi keluarga AR untuk mengurus.

Alhasil AR  tidak lagi masuk di sekolah SMKN 2 Tanjungpinang. AR kemudian berangkat ke Batam untuk tinggal bersama pamannya dan memutuskan untuk mengambil paket C. AR juga mengaku mau untuk bersekolah lagi di jalur reguler seperti biasa setelah bertemu dengan KPPAD.

“Kakek dan nenek AR turut memberikan motivasi agar AR kembali bersekolah. Rencananya, AR dicarikan sekolah SMK di Batam dengan jurusan yang sama,” ujar Ketua KPPAD Erry Syahrial.

Kejadian bermula ketika AR pulang sekolah. Ia bersama teman-teman dan gurunya yang lain berada di atas kapal penyeberangan roro. Tiba-tiba guru Agama, Sk meneriaki AR dengan sebutan lonte di depan umum. Hal ini diketahui oleh siswa-siswi lainnya dan juga guru SMKN 1 Anambas lainnya di atas kapal roro tersebut.

AR sempat menangis sepanjang jalan dan dibonceng pulang oleh temannya. Akhirnya orangtua AR tak terima anaknya dipermalukan.

‘’Di atas roro anak saya duduk berboncengan di atas sepeda motor dengan temannya. Motor tersebut punya anak saya, yang bawa teman laki-laki satu sekolah dan dekat tempat tinggal. Saat bercerita tersebut,  gurunya yang juga ada di kapal roro tersebut langsung meneriaki AR,’’ tutur RM, Jumat (17/1/2020).

‘’Kamu macam lonte,’’ tutur RM  menirukan ujaran gurunya itu kepada AR.

No More Posts Available.

No more pages to load.